Senyum yang Mengandung Racun
Guqin berlantun lirih di malam yang sunyi. Nada-nadanya mengalun pilu, serupa hatiku yang remuk redam. Di balik jendela berukir naga, rembulan pucat mengintip, seolah ikut merasakan kepedihan yang menyesakkan dada. Lima tahun. Lima tahun aku mengabdi pada keluarga Li, lima tahun pula aku menyimpan RAHASIA ini.
Awalnya, aku, Mei Lan, hanyalah seorang pelayan rendahan. Namun, Nyonya Besar Li sangat menyukai kemampuanku merangkai bunga. Perlahan, aku naik pangkat, menjadi orang kepercayaan, bahkan dianggap seperti keluarga sendiri. Keluarga yang kemudian menghunuskan belati ke punggungku.
Aku tahu perselingkuhan Tuan Muda Li dengan selir kesayangannya, Lian Hua. Aku menyaksikan ciuman terlarang mereka di taman belakang, mendengar bisikan-bisikan mesra di balik tabir sutra. Aku tahu Lian Hua mengandung anak Tuan Muda Li, anak yang seharusnya menjadi pewaris sah keluarga Li.
Nyonya Besar Li, seorang wanita yang anggun dan berwibawa, tidak pantas menerima pengkhianatan ini. Namun, aku memilih DIAM. Bukan karena aku lemah, bukan karena aku takut, melainkan karena... aku memiliki ALASAN sendiri.
Setiap hari, senyum palsu terukir di bibirku. Aku melayani mereka, menyiapkan teh, menyulam pakaian, seolah tidak terjadi apa-apa. Tapi di dalam hatiku, badai amarah dan kepedihan terus bergejolak. Aku melihat Nyonya Besar Li semakin kurus dan pucat. Matanya yang dulu berbinar, kini redup oleh kesedihan yang tak terucap.
Misteri kecil mulai bermunculan. Lian Hua tiba-tiba sakit parah. Dokter istana tak mampu menemukan penyebabnya. Kemudian, Tuan Muda Li jatuh dari kuda dan kakinya lumpuh. Semua orang berbisik tentang kutukan, tentang karma.
Aku hanya tersenyum tipis. Aku tahu apa yang terjadi. Aku, Mei Lan, ADALAH karma itu sendiri.
Ternyata, Nyonya Besar Li telah lama tahu tentang perselingkuhan itu. Beliau menyembunyikan rasa sakitnya, menunggunya dengan tenang. Beliau telah menyuruhku, secara diam-diam, mencampurkan ramuan rahasia ke dalam makanan Lian Hua. Ramuan yang perlahan-lahan merusak kesehatannya. Dan tentang Tuan Muda Li? Aku tahu kuda mana yang paling liar dan sulit dikendalikan. Aku "membantu" Tuan Muda memilih kuda itu.
Namun, itu bukanlah akhir dari segalanya. Kebenaran yang sesungguhnya adalah... Akulah putri kandung Nyonya Besar Li! Aku terpisah darinya saat masih bayi karena intrik politik. Aku kembali ke keluarga Li dengan menyamar sebagai pelayan, bukan untuk membalas dendam, melainkan untuk MELINDUNGI ibuku dari kehancuran yang lebih dalam.
Akhirnya, Lian Hua meninggal dunia. Tuan Muda Li hidup dalam penyesalan dan kelumpuhan. Keluarga Li kehilangan pewaris sah mereka. Nyonya Besar Li, dengan senyum getir, menatapku dalam diam. Beliau tahu. Beliau selalu tahu.
Aku meninggalkan keluarga Li, membawa serta rahasia yang akan kubawa sampai mati. Aku memilih takdirku sendiri, takdir yang pahit namun indah. Takdir yang memungkinkanku untuk MENCINTAI ibuku dari jauh.
Malam semakin larut. Lantunan guqin semakin memilukan. Aku menatap rembulan yang redup, dan berbisik, "...Apakah yang kulakukan ini benar?"
You Might Also Like: 63 Find Your Phone With Find Hub Locate
Post a Comment