Kisah Seru: Air Mata Yang Menjadi Akhir Garis Darah

Hujan menggigil di atap Paviliun Bulan Purnama, sama dinginnya dengan tatapan Ling Yue pada pria di hadapannya. Zhao Qian, lelaki yang dulu pernah mengukir namanya di relung hatinya, kini berdiri di sana, dibasahi air, sama seperti hatinya yang dulu. Bayangan mereka, patah dan terdistorsi oleh pantulan air di lantai batu, seolah menggambarkan kenyataan hubungan mereka: retak tak dapat diperbaiki.

"Yue'er," bisik Zhao Qian, suaranya serak. Cahaya lentera yang nyaris padam menari-nari di wajahnya, mengungkap kerut penyesalan di sekitar matanya. "Maafkan aku."

Ling Yue tertawa hambar, sebuah suara tanpa kehangatan. "Maaf katamu? Maaf untuk apa? Untuk semua janji yang kau ingkari? Untuk darah yang tumpah karena keserakahanmu? Untuk kehancuran klan Ling?" Setiap kata meluncur seperti pisau es, menembus pertahanan Zhao Qian.

Dulu, lembah ini saksi bisu cinta mereka. Padang bunga persik bermekaran, mentari menyinari wajah Zhao Qian, dan janji setia terucap di bawah pohon sakura. Sekarang, hanya hujan dan kegelapan yang menemani mereka. Dulu, Ling Yue adalah putri bangsawan yang riang, sekarang, dia adalah hantu balas dendam, didorong oleh amarah dan kesedihan yang tak terpadamkan.

Zhao Qian menunduk. "Aku… aku terpaksa. Kekuasaan membutakanku. Aku tidak punya pilihan!"

"Tidak punya pilihan?" Ling Yue melangkah mendekat, setiap langkahnya berat dengan dendam. "Kau selalu punya pilihan, Qian. Tapi kau memilih ambisi di atas cinta, kekuasaan di atas kehormatan, dan darah di atas kesetiaan." Dia mengulurkan tangan, bukan untuk menyentuh, tapi untuk menunjukkan sebuah cincin giok yang melingkar di jarinya – cincin yang sama persis dengan yang dikenakan Zhao Qian. "Kau ingat cincin ini? Simbol cinta kita? Ternyata, simbol kehancuranku."

Raut wajah Zhao Qian berubah pucat pasi. "Dari mana kau…?"

Ling Yue menyeringai, seringai seorang iblis. "Dari tangan ibu kandungmu, Qian. Wanita yang SELAMA INI mendukung kejatuhan klan Ling. Wanita yang MENGINGINKAN kau menjadi Kaisar. Dan… aku tahu rahasia itu sejak LAMA."

Air mata mengalir di pipi Zhao Qian, bercampur dengan air hujan. Penyesalan datang terlambat, terlalu terlambat.

Ling Yue mengangkat tangannya, memberi isyarat. Dari balik kegelapan, muncul puluhan prajurit berpakaian serba hitam.

"Inilah akhirnya, Qian," desis Ling Yue, matanya berkilat dingin. "Akhir dari pengkhianatanmu. Akhir dari penderitaanku. Akhir dari segalanya."

Lalu, di tengah suara hujan yang semakin deras, sebuah kebenaran terungkap: Cincin itu… bukan miliknya.

You Might Also Like: 0895403292432 Peluang Bisnis Skincare_27

OlderNewest

Post a Comment