Kisah Seru: Aku Mencintaimu Bahkan Setelah Maut Memisahkan

Aku Mencintaimu Bahkan Setelah Maut Memisahkan

Di kota yang sinyalnya putus-putus seperti janji, Li Wei, seorang kolektor vinyl lawas, selalu merasa ada yang hilang. Bukan kaset klasik yang belum ia temukan, bukan pula kopi robusta yang kurang pahit. Melainkan, sebuah ECHO… sebuah panggilan yang menggema dari entah mana.

Di masa depan yang serba krom dan holografik, Anya, seorang programmer yang merancang algoritma cinta, menemukan anomali. Bug aneh di dalam sistem yang terus mengirimkan pesan cinta kuno ke masa lalu. Pesan-pesan itu terlalu PERSONAL, terlalu nyata untuk sekadar glitch.

Chat mereka terasa seperti puisi yang ditulis di atas awan digital.

Li Wei: "Apakah kau merasakan ini? Angin malam ini berbisik tentangmu, meskipun aku tak tahu siapa kau."

Anya: "Kodeku bergetar. Aku melihatmu dalam algoritma cinta. Kamu seperti lagu yang belum pernah aku dengar sebelumnya."

Mereka berdua terjebak. Li Wei dalam nostalgia kaset dan aroma kopi, Anya dalam dunia di mana sentuhan manusia menjadi algoritma.

Langit menolak pagi. Cahaya neon kota berkilauan di mata mereka, tapi KEGELAPAN batin mereka semakin pekat. Mereka saling mencari, mencoba menjangkau satu sama lain melewati retakan dimensi.

Suatu malam, saat Li Wei memutar vinyl usang yang berderit, sebuah pesan muncul di layar proyektornya, bukan dari masa lalu, bukan dari masa depan, tapi dari sekarang.

Anya: "Aku… aku melihatmu, Li Wei. Kita pernah ada di sini. Di tempat ini. Bersama…"

Kemudian, semuanya menjadi jelas. Mimpi yang selalu menghantui Li Wei, kode yang terus menghantui Anya… itu bukan hanya sekadar cinta. Mereka adalah gema dari kehidupan yang pernah ada, kehidupan yang dicuri oleh waktu. Mereka adalah fragmen memori dari cinta yang tak pernah selesai, terjebak dalam loop TERKUTUK.

Di penghujung segalanya, Li Wei menemukan foto usang di balik cover vinyl. Foto Anya, mengenakan gaun yang sama dengan yang muncul dalam hologram di masa depannya, berdiri di sampingnya, tertawa di bawah mentari senja. Di belakang foto itu tertulis: "Selamanya."

Anya, di sisi lain, menemukan potongan kode yang sesuai dengan sidik jari Li Wei, tertanam dalam program algoritma cinta yang dia buat. Kode itu bertuliskan: "Jangan lupakan aku."

Sebelum segalanya padam, sebelum dimensi benar-benar runtuh, Anya mengirimkan pesan terakhir: "Kuharap di kehidupan yang akan datang… aku tidak akan melupakanmu…"

You Might Also Like: These Are Worlds Most Connected Country

Post a Comment